Jl. Dr. Gumbreg No.1 Purwokerto
  [email protected]
    (0281)632708

Chat

YUK SKRINING TALASEMIA

Posted on 10 Mei 2022 10:44:31


Setiap tanggal 8 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai hari Talasemia Sedunia. Masih banyak masyarakat yang asing dengan penyakit talasemia. Padahal Setiap tahun, diperkirakan sekitar 300.000 bayi baru lahir diseluruh dunia dilahirkan dengan talasemia. Kemudian 7 persen populasi dunia pembawa sifat talasemia dan di Indonesia, 6-10 dari 100 orang adalah pembawa sifat talasemia. Oleh karena itu peringatan hari Talasemia sedunia tahun ini mengangkat tema Be Aware, Share, Care artinya kita dapat lakukan pencegahan talasemia dengan skrining/ deteksi dini faktor pembawa sifat talasemia. 

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak dan keturunannya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia. Hal ini menyebabkan eritrosit mudah pecah dan menyebabkan penderita menjadi kekurangan darah (anemia). Selain itu, sel darah merah biasanya juga berukuran terlalu kecil. Dampak dari talasemia dapat bersifat ringan hingga parah, bahkan hingga mengancam jiwa. 

alasemia saat ini belum bisa disembuhkan, tetapi dapat dicegah yaitu dengan skrining saat remaja dan saat sebelum menikah untuk mencegah lahirnya anak dengan talasemia berat. Skrining talasemia dilakukan dengan memeriksakan darah kita ke laboratorium dengan tujuan mengetahui, apakah kita termasuk pembawa sifat talasemia atau tidak. Pemeriksaan laboratorium meliputi, pemeriksaan darah lengkap, analisis hemoglobin, dan analisis DNA. Kemudian kita juga perlu mengetahui gejala talasemia agar lebih waspada. Berikut beberapa gejala talasemia yang sering terjadi :

  1. Tampak pucat kronik (lama)
  2. Terlihat kuning
  3. Riwayat tranfusi berulang
  4. Perut buncit (akibat pembesaran hati dan limpa)
  5. Gangguan tumbuh kembang
  6. Mudah Lelah
  7. Nyeri kepala
  8. Perubahan bentuk wajah khas penderita talasemia (dahi lebar, jarak kedua mata lebar, tidak punya pangkal hidung, gigi atas menonjol ke depan, dll).

Apabila terdiagnosis menderita talasemia maka agar tetap sehat  dan mencegah komplikasi lebih lanjut kita perlu konsultasi pada dokter anak atau dokter spesialis penyakit dalam secara rutin, tranfusi darah sesuai kebutuhan pasien, konsumsi kelasi besi secara teratur dan lengkpai nutrisi serta suplementasi dengan vitamin D, Asam folat, Zink, dan antioksidan. Kemudian, karena 6-10% penduduk Indonesia merupakan pembawa sifat talasemia, maka besar kemungkinan terjadi pernikahan yang dapat melahirkan penyandang talasemia mayor baru. Jadi, bila kita melakukan skrining talasemia, kita dapat mencegah keturunan kita sebagai talasemia mayor.  Mari bersama-sama kita STOP Talasemia. Jangan ragu untuk tes diri sendiri, keluarga, dan calon pasanganmu sekarang!!


Komentar Berita.

Belum ada komentar.

Pencarian Berita

Arsip Berita