Jl. Dr. Gumbreg No.1 Purwokerto
  [email protected]
    (0281)632708

Chat

HARI PEREMPUAN SEDUNIA

Posted on 09 Maret 2022 12:45:44


Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia, Tim PKRS RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo menyelenggarakan edukasi kesehatan kepada pelanggan poliklinik Hematologi Onkologi. Tema Hari Perempuan Sedunia tahun ini adalah #BreakTheBias “Gender equality today for a sustainable tomorrow” atau “Kesetaraan gender hari ini untuk masa depan yang berkelanjutan” dengan pembicara Bidan Unik Feriyanti, A. Md. Keb. Peringatan Hari Perempuan Sedunia diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersikap adil terhadap perbedaan yang ada di dunia sehingga dapat terciptanya keserataan gander, bebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi pada perempuan.

Membahas seorang perempuan kita tidak bisa lepas dari “ibu”. Perjuangan untuk menjadi seorang ibu sudah dimulai sejak sebelum masa kehamilan (usia produktif), saat hamil (anak masih dalam bentuk janin) hingga anak tumbuh dewasa. Tidak sedikit seorang ibu yang harus kehilangan nyawanya saat anak masih dalam kandungan atau bahkan saat melahirkan. Penilaian keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama angka kematian ibu (AKI). Indikator AKI adalah jumlah seluruh kematian selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas yang dapat disebabkan oleh kehamilan, persalinan serta nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain seperti insidental atau kecelakaan disetiap 100.000 kelahiran hidup. 

 Berdasarkan data WHO tahun 2020, kematian ibu menurun lebih dari sepertiga dari tahun 2000 hingga 2017. Namun diperkirakan 810 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Yang lebih mengkhawatirkan, ditengah situasi pandemi Covid-19, angka kematian ibu dan bayi melonjak dan menyebabkan gangguan besar pada layanan kesehatan yang memperburuk terhadap risiko tersebut, terutama bagi keluarga yang paling rentan. Penyebab yang dapat dicegah atau diobati, seperti penyakit menular, komplikasi selama kehamilan atau setelah hamil dan melahirkan. WHO memperkirakan pada tahun 2030 Angka Kematian Ibu (AKI) secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, dan tidak ada negara yang memiliki AKI lebih dari 140 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2020 prevalensi AKI mencapai 4.627 kematian. Angka tersebut  menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Sebagian besar AKI pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus. Provinsi Jawa Tengah menempati provinsi dengan kasus tertinggi nomor tiga di Indonesia yaitu AKI  mecapai kasus sebanyak 530 jiwa.

Antenatal care (ANC) merupakan rangkaian program pelayanan kesehatan sebagai upaya pemantauan ibu hamil yang bertujuan untuk memastikan kesehaatan ibu hamil, memantau perembangan janjin, membantu mengurangi risiko selama kehamilan, serta meningkatkan peluang persalinan yang sehat dan aman. Pelayanan ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu. Jenis pelayanan dikelompokkan sesuai dengan usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. ANC ini juga dapat dibaca di buku pink KIA. Proses antenatal care di Indonesia yang dikenal dengan nama “10 T” meliputi:

  1. Timbang berat badan dan pengukuran berat badan. Pertambahan berat badan setiap bulan terus dicatat guna pemantauan rutin serta mengetahui apakah masuk dalam kehamilan normal atau tidak.
  2. Tekanan darah diperiksa, tekanan darah normal pada ibu hamil berada di angka 110/80 hingga 140/90 mmHg. Apabila tekanan darah diketahui terlalu rendah atau tinggi tenaga kesehatan akan menjelaskan lebih detail mengenai risiko kehamilan.
  3. Tinggi puncak rahim atau fundus uteri diperiksa dengan tinggi puncak rahim ini sama dengan usia kehamilan. Apabila ada perbedaan, toleransi hanya 1-2 cm.
  4. Vaksinasi tetanus. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus sesuai status imunisasi ibu hamil.
  5. Tablet zat besi dengan pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. Dokter akan meresepkan beberapa suplemen lain seperti asam folat, kalsium, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil.
  6. Tetapkan status gizi. Apabila gizi ibu hamil kurang tercukupi, maka risiko bayi mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) meningkat.
  7. Tes laboratorium dilakukan pada awal dan akhir usia kehamilan, yang bertujuan untuk mengetahui golongan darah, protein urin, hemoglobin darah (Hb), HIV, dll.
  8. Tentukan denyut jantung janin pada usia kehamilan 16 minggu serta dapat mengetahui keberadaan janin melalui pemeriksaan USG. Saat pemeriksaan inilah dapat mengetahui faktor risiko kematian yang kemungkinan terjadi karena gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, serta penyakit infeksi.
  9. Tatalaksana kasus. Apabila ibu hamil dengan mempunyai risiko tinggi, maka akan ada tatalaksana kasus sebagai langkah memastikan calon ibu mendapat perawatan dan fasilitas kesehatan yang memadai.
  10. Temu wicara yaitu pemberian komunikasi secara interpersonal dan konseling, termasuk Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan 

Konsultasikan segera dengan Dokter Spesialis Kandungan di layanan kesehatan guna melakukan pemantauan secara rutin, meningkatkan derajat kesehatan serta menekan Angka Kematian Ibu (AKI). Pemantauan rutin dilakukan agar setiap ibu hamil mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana termasuk KB pasca persalinan.


Komentar Berita.

Belum ada komentar.

Pencarian Berita

Arsip Berita